12 Tips Membeli Rumah Bekas yang Wajib Diketahui, Baca Lebih Lanjut

0
12 Tips Membeli Rumah Bekas yang Wajib Diketahui, Baca Lebih Lanjut

Membeli rumah bekas atau second dapat menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin memiliki hunian dengan harga lebih terjangkau. Namun, proses pembelian rumah bekas memiliki tantangan tersendiri yang perlu diwaspadai. Berikut ini adalah 12 tips penting yang wajib Anda ketahui sebelum membeli rumah bekas agar terhindar dari penipuan dan mendapatkan hunian idaman:


1. Periksa Kelengkapan dan Keaslian Dokumen

Langkah pertama dan terpenting dalam membeli rumah bekas adalah memastikan kelengkapan dan keaslian dokumen kepemilikan. Dokumen-dokumen yang harus diperiksa meliputi:

  • Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB)
  • Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
  • Akta Jual Beli (AJB) sebelumnya
  • Bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terbaru
  • Surat keterangan bebas sengketa dari kelurahan setempat

Pastikan nama yang tertera pada sertifikat sesuai dengan pemilik yang menjual rumah. Jika berbeda, tanyakan alasannya dan minta penjelasan lengkap. Untuk memastikan keaslian dokumen, Anda dapat melakukan pengecekan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat. Biaya pengecekan biasanya berkisar antara Rp50.000 – Rp100.000.

Selain itu, periksa juga apakah rumah tersebut sedang dalam status agunan bank atau tidak. Jika ya, pastikan pemilik telah melunasi kreditnya sebelum melakukan transaksi jual beli. Kelengkapan dan keaslian dokumen sangat penting untuk menghindari masalah hukum di kemudian hari.


2. Teliti Kondisi Fisik Bangunan

Setelah memastikan kelengkapan dokumen, langkah selanjutnya adalah memeriksa kondisi fisik bangunan secara menyeluruh. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Struktur bangunan: Periksa apakah ada keretakan pada dinding, lantai, atau plafon
  • Atap: Pastikan tidak ada kebocoran atau kerusakan pada genteng
  • Sistem kelistrikan: Cek apakah instalasi listrik berfungsi dengan baik dan aman
  • Saluran air: Periksa kualitas air dan pastikan tidak ada kebocoran pipa
  • Kayu-kayu: Perhatikan apakah ada serangan rayap pada kusen, pintu, atau jendela
  • Kelembaban: Cek apakah ada area yang lembab atau berjamur
  • Drainase: Pastikan sistem pembuangan air berfungsi dengan baik

Jika Anda kurang yakin dengan kemampuan sendiri dalam menilai kondisi bangunan, tidak ada salahnya menyewa jasa inspektor properti profesional. Biaya inspeksi biasanya berkisar antara Rp1-3 juta, tergantung luas bangunan. Hasil inspeksi dapat menjadi bahan pertimbangan dalam negosiasi harga atau memutuskan apakah rumah tersebut layak dibeli atau tidak.

Perhatikan juga usia bangunan. Rumah yang berusia di bawah 10 tahun umumnya masih dalam kondisi baik, sedangkan rumah berusia di atas 25 tahun mungkin memerlukan renovasi yang lebih ekstensif. Tanyakan kepada pemilik kapan terakhir kali dilakukan renovasi besar dan apa saja yang telah diperbaiki.


3. Cermati Lokasi dan Lingkungan Sekitar

Lokasi merupakan faktor krusial yang mempengaruhi nilai dan kenyamanan sebuah rumah. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait lokasi dan lingkungan sekitar rumah bekas yang akan dibeli antara lain:

  • Akses transportasi: Periksa kemudahan akses ke jalan raya, transportasi umum, atau stasiun kereta
  • Fasilitas umum: Pastikan ada fasilitas pendidikan, kesehatan, dan perbelanjaan yang mudah dijangkau
  • Keamanan: Cari tahu tingkat kriminalitas di area tersebut dan keberadaan pos keamanan
  • Risiko bencana: Pastikan lokasi tidak rawan banjir, longsor, atau bencana alam lainnya
  • Rencana pengembangan wilayah: Cari informasi tentang rencana pembangunan infrastruktur atau properti di sekitar lokasi
  • Kualitas lingkungan: Perhatikan kebersihan, kebisingan, dan polusi di sekitar rumah
  • Tetangga: Coba berinteraksi dengan tetangga sekitar untuk mengetahui suasana lingkungan

Untuk mendapatkan informasi yang akurat, Anda bisa melakukan survei langsung ke lokasi pada berbagai waktu (pagi, siang, malam) dan hari yang berbeda (weekday dan weekend). Selain itu, manfaatkan teknologi seperti Google Maps atau aplikasi properti untuk melihat foto satelit dan informasi seputar area tersebut.

Pertimbangkan juga prospek investasi jangka panjang. Lokasi yang strategis dan memiliki potensi pengembangan biasanya akan mengalami kenaikan harga yang signifikan dari waktu ke waktu. Hal ini penting jika Anda berencana menjual kembali rumah tersebut di masa depan.


4. Hitung Total Biaya yang Diperlukan

Membeli rumah bekas tidak hanya melibatkan harga jual beli properti, tetapi juga berbagai biaya tambahan yang perlu diperhitungkan. Berikut adalah rincian biaya yang umumnya timbul dalam proses pembelian rumah bekas:

  • Biaya notaris dan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah): Sekitar 1% dari nilai transaksi
  • Biaya balik nama: 0,5% – 1% dari nilai transaksi
  • BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan): 5% dari nilai transaksi dikurangi NJOP TKP (Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak)
  • PPh (Pajak Penghasilan): 2,5% dari nilai transaksi (biasanya ditanggung penjual)
  • Biaya pengecekan sertifikat: Rp50.000 – Rp100.000
  • Biaya inspeksi bangunan (jika menggunakan jasa profesional): Rp1-3 juta
  • Biaya renovasi atau perbaikan (jika diperlukan): Tergantung kondisi rumah
  • Biaya pindahan: Tergantung jarak dan volume barang

Selain itu, jika Anda berencana menggunakan KPR (Kredit Pemilikan Rumah), perlu diperhitungkan juga biaya-biaya seperti:

  • Biaya appraisal (penilaian properti): Rp1-3 juta
  • Biaya administrasi bank: 0,5% – 1% dari plafon kredit
  • Biaya asuransi: Jiwa dan kebakaran
  • Biaya provisi: 0,5% – 1% dari plafon kredit

Pastikan Anda memiliki dana yang cukup untuk menutupi seluruh biaya tersebut. Jangan lupa juga untuk menyisihkan dana cadangan untuk biaya tak terduga yang mungkin muncul selama proses pembelian atau setelah menempati rumah.


5. Bandingkan Harga Pasar

Sebelum memutuskan untuk membeli rumah bekas, penting untuk melakukan riset mendalam tentang harga pasar properti di area tersebut. Hal ini akan membantu Anda menilai apakah harga yang ditawarkan penjual masuk akal atau tidak. Berikut beberapa cara untuk membandingkan harga pasar:

  • Cek harga rumah sejenis di sekitar lokasi melalui situs properti online
  • Konsultasikan dengan agen properti lokal yang berpengalaman
  • Tanyakan kepada warga setempat tentang transaksi properti terakhir di area tersebut
  • Periksa data NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) dari kantor pajak setempat
  • Bandingkan dengan harga rumah baru di perumahan terdekat

Perlu diingat bahwa harga rumah bekas biasanya lebih rendah 10-30% dibandingkan rumah baru dengan spesifikasi serupa. Namun, faktor-faktor seperti lokasi strategis, kondisi bangunan yang terawat, atau renovasi berkualitas tinggi dapat mempengaruhi harga jual.

Dalam membandingkan harga, perhatikan juga faktor-faktor seperti:

  • Luas tanah dan bangunan
  • Usia bangunan
  • Jumlah kamar dan fasilitas
  • Orientasi rumah (hadap timur/barat)
  • Akses dan fasilitas lingkungan

Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang harga pasar, Anda akan lebih percaya diri dalam melakukan negosiasi dengan penjual. Jangan ragu untuk menawar jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi, tetapi pastikan penawaran Anda masih dalam kisaran yang wajar.


6. Teliti Riwayat Kepemilikan dan Penggunaan

Mengetahui riwayat kepemilikan dan penggunaan rumah bekas yang akan dibeli sangat penting untuk menghindari masalah di kemudian hari. Beberapa hal yang perlu ditelusuri antara lain:

  • Berapa kali rumah tersebut berpindah tangan
  • Siapa saja pemilik sebelumnya
  • Apakah pernah terjadi sengketa kepemilikan
  • Bagaimana rumah tersebut digunakan sebelumnya (hunian pribadi, kos-kosan, atau bisnis)
  • Apakah pernah terjadi kejadian kriminal atau hal-hal negatif di rumah tersebut

Informasi ini dapat Anda dapatkan melalui beberapa cara:

  • Memeriksa Akta Jual Beli (AJB) sebelumnya
  • Menanyakan langsung kepada penjual atau pemilik saat ini
  • Bertanya kepada tetangga atau warga sekitar
  • Mengecek ke kantor kelurahan atau RT/RW setempat

Jika rumah tersebut merupakan warisan, pastikan semua ahli waris setuju dengan penjualan dan tidak ada sengketa di antara mereka. Minta surat keterangan waris dan persetujuan dari semua ahli waris yang berhak.

Perhatikan juga jika rumah pernah digunakan untuk bisnis atau kos-kosan. Pastikan tidak ada masalah dengan izin usaha atau pajak yang belum terselesaikan. Jika rumah pernah disewakan, tanyakan apakah ada perjanjian sewa yang masih berlaku dan kapan akan berakhir.

Mengetahui riwayat rumah juga dapat membantu Anda memahami alasan penjualan. Jika rumah sering berpindah tangan dalam waktu singkat, mungkin ada masalah tersembunyi yang perlu diselidiki lebih lanjut.


7. Periksa Utilitas dan Infrastruktur

Selain kondisi fisik bangunan, penting juga untuk memeriksa utilitas dan infrastruktur yang mendukung kenyamanan tinggal di rumah tersebut. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Sumber air: Pastikan kualitas dan kuantitas air mencukupi. Periksa apakah menggunakan PDAM atau sumur, dan bagaimana kondisinya
  • Listrik: Cek kapasitas daya listrik, apakah mencukupi untuk kebutuhan Anda. Periksa juga kondisi instalasi listrik
  • Saluran pembuangan: Pastikan sistem drainase dan septic tank berfungsi dengan baik
  • Jaringan telepon dan internet: Cek ketersediaan dan kualitas sinyal di area tersebut
  • Pengelolaan sampah: Tanyakan sistem pengangkutan sampah di lingkungan tersebut
  • Jalan akses: Perhatikan kondisi jalan menuju rumah, apakah mudah dilalui kendaraan

Untuk memastikan kondisi utilitas, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Nyalakan semua keran air untuk mengecek tekanan dan kualitas air
  • Uji semua stopkontak listrik dan saklar lampu
  • Siram toilet untuk memastikan sistem pembuangan berfungsi baik
  • Coba koneksi internet menggunakan smartphone Anda
  • Tanyakan kepada tetangga tentang kualitas layanan utilitas di area tersebut

Jika ada masalah dengan utilitas atau infrastruktur, pertimbangkan biaya yang diperlukan untuk memperbaiki atau meningkatkannya. Misalnya, jika daya listrik kurang, hitung biaya untuk menambah daya ke PLN. Atau jika kualitas air kurang baik, pertimbangkan biaya untuk memasang filter air atau membuat sumur bor.

Perhatikan juga rencana pengembangan infrastruktur di area tersebut. Adanya rencana perbaikan jalan atau pemasangan jaringan gas kota, misalnya, bisa menjadi nilai tambah untuk rumah di masa depan.


8. Pertimbangkan Potensi Renovasi

Salah satu keuntungan membeli rumah bekas adalah adanya peluang untuk melakukan renovasi sesuai selera dan kebutuhan. Namun, sebelum memutuskan untuk membeli dan merenovasi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  • Biaya renovasi: Hitung estimasi biaya renovasi dan bandingkan dengan harga beli rumah plus biaya renovasi versus membeli rumah baru
  • Izin renovasi: Pastikan rencana renovasi Anda tidak melanggar aturan setempat atau IMB yang ada
  • Struktur bangunan: Periksa apakah struktur bangunan memungkinkan untuk direnovasi sesuai keinginan Anda
  • Waktu renovasi: Pertimbangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk renovasi dan apakah Anda memiliki tempat tinggal sementara
  • Potensi penambahan nilai: Perkirakan apakah renovasi yang dilakukan akan menambah nilai jual rumah di masa depan

Beberapa tips dalam mempertimbangkan renovasi rumah bekas:

  • Konsultasikan dengan arsitek atau kontraktor berpengalaman untuk mendapatkan gambaran biaya dan kelayakan renovasi
  • Prioritaskan renovasi yang bersifat struktural dan fungsional dibanding hanya estetika
  • Pertimbangkan efisiensi energi dalam rencana renovasi, seperti penggunaan material ramah lingkungan atau pemasangan panel surya
  • Jika memungkinkan, minta izin kepada penjual untuk melakukan inspeksi lebih detail sebelum membeli, termasuk membongkar beberapa bagian untuk memeriksa kondisi di balik dinding atau lantai

Jika rumah memerlukan renovasi besar, negosiasikan harga beli dengan mempertimbangkan biaya renovasi yang diperlukan. Terkadang, membeli rumah bekas dengan harga lebih murah dan merenovasinya bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis dibandingkan membeli rumah baru.


9. Pahami Proses Hukum dan Administrasi

Proses pembelian rumah bekas melibatkan berbagai aspek hukum dan administrasi yang perlu dipahami dengan baik. Berikut adalah tahapan-tahapan penting dalam proses jual beli rumah bekas:

  1. Pengecekan sertifikat di Badan Pertanahan Nasional (BPN)
  2. Pembuatan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) jika diperlukan
  3. Pembayaran pajak-pajak terkait (BPHTB dan PPh)
  4. Pembuatan Akta Jual Beli (AJB) di hadapan PPAT
  5. Proses balik nama sertifikat di BPN

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses hukum dan administrasi:

  • Pastikan semua pihak yang berhak atas properti (termasuk ahli waris jika ada) setuju dengan penjualan dan menandatangani dokumen yang diperlukan
  • Jika menggunakan KPR, pahami persyaratan dan proses pengajuan kredit dari bank yang dipilih
  • Perhatikan batas waktu pembayaran pajak-pajak terkait untuk menghindari denda
  • Simpan dengan baik semua dokumen asli terkait pembelian rumah

Untuk memastikan proses berjalan lancar, sebaiknya gunakan jasa notaris dan PPAT yang berpengalaman dan terpercaya. Mereka dapat membantu Anda memahami setiap tahapan dan memastikan semua prosedur hukum dijalankan dengan benar.

Jika Anda kurang memahami aspek hukum, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan pengacara properti untuk mendapatkan saran dan pendampingan. Biaya konsultasi hukum mungkin terasa mahal, tetapi bisa menghindarkan Anda dari masalah yang lebih besar di kemudian hari.


10. Negosiasi Harga dan Persyaratan

Negosiasi merupakan bagian penting dalam proses pembelian rumah bekas. Dengan strategi negosiasi yang tepat, Anda bisa mendapatkan harga yang lebih baik atau persyaratan yang lebih menguntungkan. Berikut beberapa tips untuk melakukan negosiasi yang efektif:

  • Lakukan riset mendalam tentang harga pasar dan kondisi properti sebelum memulai negosiasi
  • Identifikasi kekurangan atau masalah pada rumah yang bisa menjadi alasan untuk menawar harga
  • Mulailah dengan penawaran yang masuk akal, tidak terlalu rendah hingga menyinggung penjual
  • Tunjukkan keseriusan Anda sebagai pembeli, misalnya dengan menunjukkan bukti kemampuan finansial
  • Jangan terlalu fokus pada harga, pertimbangkan juga faktor lain seperti waktu serah terima atau item yang disertakan dalam penjualan
  • Bersikaplah fleksibel dan siap berkompromi
  • Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan, beri waktu untuk berpikir dan berkonsultasi

Beberapa poin yang bisa dinegosiasikan selain harga:

  • Pembagian biaya-biaya transaksi (notaris, pajak, dll)
  • Waktu serah terima kunci
  • Perbaikan atau renovasi yang perlu dilakukan sebelum serah terima
  • Perabotan atau perlengkapan rumah yang disertakan dalam penjualan
  • Jaminan dari penjual untuk masalah tertentu yang mungkin muncul setelah pembelian

Jika Anda merasa kurang percaya diri dalam bernegosiasi, bisa meminta bantuan agen properti atau broker yang berpengalaman. Mereka biasanya memiliki keterampilan negosiasi yang baik dan paham dinamika pasar properti lokal.

Ingatlah bahwa negosiasi yang baik adalah yang menghasilkan kesepakatan win-win, di mana kedua belah pihak merasa puas dengan hasilnya. Jangan terlalu memaksakan kehendak jika penjual sudah memberikan penawaran yang cukup baik.


11. Pertimbangkan Biaya Perawatan Jangka Panjang

Ketika membeli rumah bekas, penting untuk mempertimbangkan tidak hanya biaya pembelian awal, tetapi juga biaya perawatan jangka panjang. Rumah yang lebih tua mungkin memerlukan perawatan dan perbaikan yang lebih sering dibandingkan rumah baru. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

  • Usia dan kondisi atap: Atap yang sudah tua mungkin perlu diganti dalam beberapa tahun ke depan
  • Sistem pemanas dan pendingin: Periksa usia dan efisiensi AC atau pemanas ruangan
  • Pipa dan saluran air: Rumah lama mungkin masih menggunakan pipa lama yang rentan bocor
  • Cat dan finishing: Perkirakan kapan rumah perlu dicat ulang atau diperbaharui finishingnya
  • Lantai: Pertimbangkan kondisi lantai dan kemungkinan penggantian di masa depan
  • Jendela dan pintu: Periksa apakah perlu penggantian untuk meningkatkan efisiensi energi
  • Lansekap: Perhatikan perawatan taman atau pohon-pohon besar di halaman

Untuk memperkirakan biaya perawatan jangka panjang, Anda bisa melakukan beberapa hal:

  • Minta saran dari inspektor properti profesional tentang perkiraan usia dan kondisi berbagai komponen rumah
  • Hitung rata-rata biaya perawatan tahunan berdasarkan usia dan kondisi rumah
  • Pertimbangkan membuat dana cadangan untuk perbaikan dan penggantian besar di masa depan
  • Cek apakah ada garansi yang masih berlaku untuk peralatan atau bagian rumah tertentu

Memahami biaya perawatan jangka panjang akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih bijak. Terkadang, membeli rumah dengan harga lebih tinggi tetapi dalam kondisi lebih baik bisa lebih ekonomis dalam jangka panjang dibandingkan membeli rumah murah yang memerlukan banyak perbaikan.

Jangan lupa juga untuk mempertimbangkan biaya asuransi properti. Rumah yang lebih tua atau berada di area rawan bencana mungkin memerlukan premi asuransi yang lebih tinggi.


12. Siapkan Dana Cadangan

Membeli rumah bekas seringkali menghadirkan kejutan yang tidak terduga, baik dalam proses pembelian maupun setelah menempati rumah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyiapkan dana cadangan di luar biaya pembelian utama. Berikut beberapa alasan mengapa dana cadangan diperlukan:

  • Perbaikan darurat: Misalnya atap bocor atau pipa air pecah yang perlu segera diperbaiki
  • Renovasi tak terduga: Saat menempati rumah, Anda mungkin menemukan kebutuhan renovasi yang tidak terlihat saat inspeksi awal
  • Peningkatan keamanan: Mungkin perlu mengganti kunci atau memasang sistem keamanan baru
  • Biaya pindahan: Termasuk sewa truk, jasa pindahan, atau pembelian perabot baru
  • Biaya tak terduga dalam proses jual beli: Misalnya biaya tambahan untuk pengurusan dokumen

Berapa besar dana cadangan yang perlu disiapkan? Sebagai aturan umum, siapkan setidaknya 1-3% dari harga rumah sebagai dana cadangan. Misalnya, untuk rumah seharga Rp 1 miliar, siapkan dana cadangan sekitar Rp 10-30 juta.

Beberapa tips dalam menyiapkan dan mengelola dana cadangan:

  • Mulai menabung untuk dana cadangan sejak Anda berencana membeli rumah
  • Jangan menggunakan seluruh tabungan Anda untuk uang muka, sisakan untuk dana cadangan
  • Pertimbangkan untuk membuka rekening terpisah khusus untuk dana cadangan rumah
  • Jika menggunakan KPR, perhitungkan kemampuan Anda untuk tetap menyisihkan dana cadangan di samping cicilan bulanan
  • Evaluasi kebutuhan dana cadangan secara berkala, terutama setelah melakukan renovasi atau perbaikan besar

Memiliki dana cadangan tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga memungkinkan Anda untuk segera menangani masalah yang muncul tanpa harus berutang atau mengorbankan keuangan keluarga. Ini juga membantu Anda menjaga dan meningkatkan nilai properti Anda dalam jangka panjang.


Kesimpulan

Membeli rumah bekas dapat menjadi pilihan yang bijak bagi mereka yang ingin memiliki hunian dengan harga lebih terjangkau. Namun, proses ini memerlukan kecermatan dan persiapan yang matang. Dengan memperhatikan 12 tips yang telah dibahas di atas, Anda dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam pembelian rumah bekas.

Ingatlah untuk selalu melakukan due diligence yang menyeluruh, mulai dari pemeriksaan dokumen hingga kondisi fisik bangunan. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional seperti notaris, inspektor properti, atau pengacara jika diperlukan. Meskipun mungkin memerlukan biaya tambahan, layanan mereka bisa menghindarkan Anda dari masalah yang lebih besar di kemudian hari.

Pertimbangkan juga faktor-faktor jangka panjang seperti potensi pengembangan area, biaya perawatan, dan kemungkinan renovasi. Rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga investasi jangka panjang yang perlu dipikirkan dengan seksama.

Terakhir, jangan lupa untuk menyiapkan dana cadangan dan bersikap fleksibel dalam proses negosiasi. Dengan persiapan yang matang dan pendek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *